Merumahkan Sriti

Literatur tentang teknik dan cara merumahkan walet sudah banyak sekali kita jumpai di toko-toko buku. Namun tentang cara merumahkan seriti tanpaknya masih sedikit sekali yang membahas. Mungkin karena harga sarang seriti tidak semahal si emas putih alias sarang walet yang memang 100% berasal dari liur walet.

Disini saya akan berbagi pegnalaman, ingat bukan teori loh, karena ini memang teknik yang saya jalankan selama ini. Banyak sekali pemahaman amsyarakat kita bahwa datangnya seriti / walet merupakan keberuntungan (pulung). Padahal jika kita mau bersabar dan belajar untuk merumahkan, sangat mungkin sekali utuk berhasil. Seperti yang saya lakukan. Saya merumahkan seriti dengan pengalaman ala kadarnya hasil dari sharing dengan teman-teman maupun dari buku. BErbagai teknik saya jalankan, namun banyak yang gagal.

Bisa dikatakan merumahkan seriti jauh lebih mudah daripada merumahkan walet. Seriti cenderung lebih mudah “bergaul” dengan manusia ketimbang walet. Selain itu persyaratan ruangan rumah seriti juga lebih mudah daripada walet.

Saya akan membagi teknik merumahkan walet ini dalam beberapa bagian. Teknik ini saya buat berurutan, dari tahap persiapan hingga tahap mempertahankan bahkan meningkatkan produksi sarang seriti.
PERSIAPAN
1. Gedung / Rumah :
- Sebaiknya jika anda akan membangun gedung untuk seriti / merenovasinya, maka akan sangat baik sekali jika bahan bangunan tersebut lebih banyak mengandung kapur daripada semen. Tujuannya adalah agar suhu ruangan tidak mudah panas. Kapur cenderung menyerap air dan mudah berlumut.
- Lebih baik lagi jika adukan campuran semen, kapur dan pasir diberi “tambahan” bahan lagi, yaitu putih telur bebek. Ingat putih telurnya bukan kuning telurnya. Fungsinya adalah agar bau ruangan mirip dengan bau sarang burung seriti/walet.
- Tinggi tembok sebaiknya paling minimal 3 meter. Ini agar suhu ruangan tidak mudah meningkat dan seriti/walet leluasa ketika terbang.
- Luas ruangan paling tidak 5 m x 4 m.
- Atap menggunakan genting tanah liat. Sangat tidak disarankan menggunakan asbes apalagi seng.
- Untuk bagian atas dibuat “dak” dengan sistem sirip. Kayu yang digunakan dak sebaiknya kayu yang benar-benar kering (tidak berbau lagi), cukup tua, dan jangan dihaluskan (biarkan masih berserat, karena nantinya akan digunakan burung untuk bertengger).
- Tembok sebaiknya sering diguyur air agar temperatur dalam ruangan rendah.
- Didalam ruangan sangat disarankan dibuat kolam/bak air, dengan minimal 1m x 1m x 1m. Tujuanya adalah sebagai pengontrol suhu ruangan. Disini pengaturan suhu ruangan sangat menentukan sekali, sebab jika terdapat ketidaknyamanan sedikit saja, jangan harap seriti akan datang apalagi menetap.
- Ada baiknya jika setiap jarak 3 meter pada tembok dibuat lubang dengan peralon (yang berhuruf L) agar terjadi sirkulasi udara. Tinggi lubang sekitar 60 cm dari atap.
- Buat lubang masuk untuk seriti dengan ukuran kotak 50 cm x 20 cm. Pada bagian luar gedung, lubang tersebut dicat warna hitam pada pinggirnya. Ini bertujuan agar seriti dapat melihat lubang tersebut dengan jelas.
- Bagian luar gedung bisa dicat menggunakan kapur. Hindari pengecaran dengan car berbahan kimia yang berbau menyenget. Hal ini akan mengekibatkan seriti tidak betah.
- Disamping gedung akan lebih baik lagi jika dibuatkan kolam dengan ukuran minimal 3m x 6m



Sumber:
http://bengkoang.wordpress.com