Lokasi yang tepat untuk burung walet

Kesuksesan didalam budidaya walet di antara hal pentingnya yaitu lokasi yang ideal. lokasi yang populasi waletnya sedikit apalagi barangkali tak ada sekalipun pasti tidak pas untuk didirikan rumah walet.

Akibat penentuan lokasi yang sembarangan serta tidak pas banyak gedung yang sudah dibangun sesudah bertahun-tahun tetap kosong melompong.

Untuk penentuan lokasi bisa menggunakan nada type test lokasi. peroleh nada test lokasi dimember area. pengetesan lokasi bisa dikerjakan pada saat sore hari takala burung walet mulai kembali ke sarangnya.

Untuk kepentingan ini pakai satu maupun dua tweeter yang diikatkan diujung pipa maupun bambu.
kekuatan burung walet saat menjelajah ke lokasi pakan relatif jauh apalagi berjarak beberapa puluh km..
bukti bahwa walet tersebar di beragam lokasi yaitu ditemukanya koloni walet yang berterbangan saat pagi maupun sore hari di beragam area.

Koloni burung walet pada sore hari kembali ke area sarangnya baik ke rumah walet ataupun kembali ke gua-gua.
lokasi yang bagus untuk membangun rumah walet yaitu :

1. lokasi sentra walet ( lokasi yang banyak rumah waletnya )
2. lokasi lintasan walet ( lintasan koloni walet menuju lokasi pakan )
3. lokasi sumber pakan walet ( dapat rimba maupun persawahan yang subur ).

Biasanya orang dapat menentukan lokasi yang mempunyai kesempatan sangat besar, yakni sentra walet supaya rumah walet yang dibangun segera dihuni burung walet.
tak hanya sentra walet lokasi yang banyak diminati yaitu lokasi pakan, alasan penentuan lokasi ini yaitu jumlah populasi walet yang justru semakin banyak dari pada sentra walet.

Perihal ini karena lokasi sumber pakan didatangi oleh koloni walet dari beragam sentra walet maupun koloni walet yang menempati gua. lokasi yang terahir yang tetap diminati yaitu lokasi lintasan koloni walet menuju sumber pakan. biasanya lokasi yang dipilih berjarak berjarak lebih kurang 1 km dari lokasi sentra walet.

Dipandang dari perihal tersebut di atas pantas dipertimbangkan sebelum saat membangun rumah walet

Burung walet dan habitatnya

Tiap-tiap mahluk hidup pada prinsipnya menentukan area berkembangbiak yang safe serta nyaman. demikian juga burung walet, hingga walet menentukan area yang mencukupi syarat serta cocok dengan habitat aslinya.

Hingga walet menentukan gua-gua alam serta bangunan spesifik sebagai area pengembangan populasinya. makin safe serta nyaman tempatnya maka makin jadi tambah juga jumlah populasinya.

Area yang cocok dengan habitat walet yaitu bersuhu 26-30 c, berkelembaban hawa 80-90% serta dekat dengan area ia melacak makan.

Tidak cuma itu saja namun mesti safe dari masalah, binatang predator, terlindung dari terpaan angin, terik matahari, hujan serta sinar yang terang.
sinar didalam rumah walet tidak bisa melebihi 2fc ( foot candle ) setara dengan sinar 2 buah lilin.

Oleh karena itu dibutuhkan satu perlakuan spesial untuk memancing walet atau melindungi serta mengembangkan populasi walet pada bangunan yang telah dimasuki walet.

Perlakuan spesial itu layaknya : ukuran bangunan, bak tampung air, lubang ventilasi, ukuran lubang, bau-bauan, mesin kabut, pemberian serangga dari makanan yang dibusukkan, nada walet serta yang lain memanglah mutlak mesti dikerjakan.

Faktor yang mempengaruhi proses Penetasan telur walet

Telur walet yang gagal menetas biasanya merupakan akibat kegagalan embrio. Hal ini bisa disebabkan oleh induk walet, kondisi telur tetas, bobot telur tetas, posisi atau penempatan telur tetas, mesin tetas, dan pengelolaan mesin tetas.

a.    Induk Walet
    Pola makan atau asupan pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan induk walet akan berpengaruh terhadap kualitas telur dan perkembangan embrio telur yang dihasilkan. Pasalnya, kebutuhan pakan yang tidak memadai ini bisa menurunkan daya tetas telur. Kekurangan pakan induk walet biasanya terjadi pada saat musim kemarau, saat ketersediaan serangga-serangga kecil berkurang.

b.    Kondisi Telur Tetas
    Kondisi telur yang akan ditetaskan akan berkaitan dengan umur dan penampilan fisiknya. Jika umu telur walet yang akan ditetaskan terlalu tua (telur diambil setelah beberapa hari di sarang), daya tetas rendah dan resiko kematian embrio cukup tinggi dibandingkan dengan telur  umur muda (telur yang baru diambil dari sarangnya).
    Telur yang terlalu lama disimpan di luar mesin tetas juga bisa menyebabkan kematian embrio. Ada juga yang embrionya tidak sampai mati, tetapi perkembangannya tidak sempurna. Hal ini disebabkan penyimpanan telur walet di luar mesin tetas tidak sesuai dengan perkembangan embrio dibandingkan dengan di mesin tetas atau disarang induknya. Jika tampilan fisik telur ada yang tidak normal, seperti kerabang telur retak dan bentuk telur tidak beraturan, daya tetas telur rendah.

c.    Bobot Telur Tetas
    Bobot telur normal sekitar 5,5-6 gram. Jika telur dimasukkan secara bersamaan ke mesin tetas dengan bobot seragam (hampir sama), waktu menetasnya cenderung sama. Demikian pula sebaliknya, jika bobot telur tidak seragam, hari tetas telur juga tidak bisa seragam.

d.    Penempatan Telur Tetas
    Telur harus diletakkan di dalam mesin tetas dengan posisi bagian kantung udara (bagian yang tumpul) berada dibagian atas. Penempatan telur yang salah bisa mengakibatkan perkembangan embrio terhenti, bahkan bisa menyebabkan kematian embrio.

e.    Kondisi Mesin Tetas
    Kondisi mesin tetas ini berkaitan dengan keadaan suhu dan kelembapan. Jika suhu yang ada di dalam mesin tetas tidak sesuai dengan anjuran  (35-37o C) dan kelembapannya kurang dari 80%, persentase telur yang akan menetas cenderung rendah.

f.    Pengelolaan Mesin Tetas
    Pengelolaan ini berkaitan dengan perawatan dan pengontrolan mesin tetas. Untuk menjaga keberhasilan penetasan telur tetap stabil, mesin tetas harus selalu bersih dan sarana atau alat penunjangnya berjalan normal. Jika bola lampu mesin tetas ada yang mati, harus secepatnya diganti. Demikian juga jika air di nampan yang digunakan untuk mengatur kelembapan habis atau berkurang, sebaiknya segera ditambah air baru. Di samping itu, thermometer yang tidak berfungsi normal harus segera diganti.