Cara mendapatkan telur walet

Ada beberapa cara untuk mendapatkan telur walet. Berikut ini cara mendapatkan telur walet untuk kepentingan penetasan menggunakan mesin tetas untuk mengganti telur sriti atau putar telur.

1.    Membeli dari pembudi daya walet yang panen sarang dengan cara buang telur. Telur yang diperoleh dari cara ini volumenya cukup besar. Saat panen sarang walet, si pembudi daya tidak membutuhkan telur untuk ditetaskan. Di samping itu, telur walet bisa didapatkan dari pemilik gedung walet yang di dalamnya sudah terisi burung sriti  tetapi belum menghasilkan telur.
2.    Membeli dari pedagang atau supplier telur walet. Dalam hal ini penulis mendapatkan pasokan telur dari beberapa pedagang dari Pulau Jawa, Kalimantan, dan Sumatera.
3.    Memperoleh telur walet dari bangunan rumah walet milik sendiri. Pengambilan telur walet umumnya dilakukan setelah pemetikan atau pemanenan sarang walet. Dalam hal ini, sebagian besar telur walet ini diperoleh dari bangunan rumah walet yang sudah menghasilkan sarang dengan jumlah cukup banyak, yakni di atas 5 kg.

    Kualitas telur walet yang dihasilkan pada musim kemarau berbeda  dengan yang dihasilkan pada musim penghujan. Telur yang dihasilkan pada musim kemarau biasanya kualitasnya kurang bagus dibandingkan dengan telur yang dihasilkan pada musim penghujan. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan pakan burung kurang dibandingkan dengan pada musim penghujan. Kualitas telur ini akan berdampak pada harga jual telur.
  
 Musim penghujan juga merupakan masa-masa perkembangbiakan walet, sehingga secara otomatis telur banyak tersedia. Berdasarkan pengalaman penulis, masa bertelur walet sekitar bulan Januari, Februari, September, Oktober, dan November. Sementara itu, masa bertelur sriti biasanya  di luar bulan tersebut. Pada bulan Maret, April, dan Mei, walet dan sriti biasanya memasuki masa bertelur yang bersamaan. Pembelian telur walet yang tepat sebaiknya pada waktu sriti dan walet memasuki masa bertelur bersamaan. Saat seperti ini merupakan saat yang tepat untuk budi daya walet dengan cara mengganti telur sriti dengan telur walet dan keberhasilan penetasannya bisa mencapai 100%.
   
 Pembelian telur walet biasanya menginginkan  telur dengan kondisi baik dan berumur cukup tua. Dengan demikian, pedagang atau pengepul telur walet harus menyimpan terlebih dulu telur muda yang didapatkannya ke dalam mesin tetas dalam waktu yang  relatif lama. Menurut penulis, jika terlalu lama disimpan di luar mesin tetas, telur bisa menjadi tidak sehat, rusak, bahkan embrionya mati.
   
 Daya tetas telur tua di dalam sarang walet lebih bagus dibandingkan dengan telur tua di dalam mesin tetas. Hal ini disebabkan suhu badan induk walet saat mengerami telur lebih sesuai dibandingkan dengan suhu di dalam mesin tetas. Persentase daya tetas telur yang dierami oleh induk burung sekitar 90-100%, sedangkan daya tetas telur di dalam mesin tetas hanya sekitar 60%.
   
 Jika dibandingkan dengan telur tua, telur muda lebih tahan ditempatkan di luar atau tidak di dalam mesin tetas. Penulis pernah mendapatkan pengalaman yang tidak sengaja tentang penempatan telur di luar. Waktu itu, di rumah penulis sedang “kebanjiran” telur walet. Dari 400 butir telur tua (200 pasang) yang dibiarkan  selama lima hari di luar, setelah diperiksa ternyata tersisa 30-50 butir (15-25 pasang) telur yang kondisinya masih bagus dan bisa ditetaskan. Sementara itu, dari 400 butir telur muda (200 pasang), setelah diperiksa tenyata masih tersisa 200 butir (100 pasang) telur yang bisa ditetaskan. Hal ini tentunya bisa dijadikan pedoman bahwa telur yang berumur tua lebih tinggi risiko kegagalannya jika  ditetaskan dengan mesin tetas dibandingkan dengan telur muda.
  
  Penjualan telur walet dari Jawa Timur sudah merambah sampai ke luar Pulau Jawa. Pengiriman telur walet dari Pulau Jawa ke Pulau lain dilakukan dengan cara  menempatkan telur di packing busa atau spon berbentuk persegi panjang dan diberi lubang seukuran telur walet (1 x 1 cm) dengan jarak antarlubang 1 cm. Satu buah packing busa berisi sekitar 100 pasang atau 200 butir telur. Setelah dimasukkan ke lubang-lubang packing busa, selanjutnya telur dimasukkan  ke dalam kardus atau kotak karton tebal. Kondisi telur walet yang dikirim harus fresh atau baru diambil dari sarang walet. Jika akan membawa telur walet yang jaraknya cukup jauh, sebaiknya dipilih telur yang berumur cukup tua. Hal ini disebabkan telur tua lebih tahan goncangan dibandingkan dengan telur muda. Kematian embrio telur akibat goncangan ini bisa mencapai 80%.