Perawatan Anak Walet

Anak walet atau piyik yang baru menetas sebaiknya tidak langsung disuapi pakan. Hal ini disebabkan anak walet yang baru menetas masih mempunyai cadangan pakan yang mampu bertahan sampai 24 jam. Setelah itu baru diberikan pakan berupa kroto (telur semut rangrang) dengan cara disuapi menggunakan pingset. Kroto diberikan setiap 3 jam sekali sebanyak 2-3 butir.

Pemberian kroto akan semakin banyak sesuai dengan perkembangan umur anak walet. Kroto yang diberikan sebaiknya dipilih yang tidak terlalu tua atau terlalu muda dan haru direbus terlebih dahulu. Kroto yang terlalu tua akan menyebabkan feses atau kotoran anak walet menjadi keras,  sehingga mengganggu proses ekskresi. Sementara itu, kroto yang terlalu muda akan menyebabkan kotoran menjadi cair, sehingga anak walet menjadi mencret.

Tubuh anak walet yang sudah berumur sekitar dua minggu biasanya sudah mengeluarkan bulu-bulu tipis. Kemudian setelah berumur 34 hari, anak walet mulai belajar terbang. Pada saat belajar terbang, anak walet bisa diajari mencari pakan dengan cara menangkap serangga sendiri. Caranya dengan melepaskan anak walet ke dalam ruangan tertutup yang gelap. Di bagian tengah ruangan tersebut dipasang lampu sebagai alat penerang. Kemudian serangga-serangga sebagai pakan (wereng coklat atau semut terbang) dilepaskan didekat lampu. Melihat serangga yang beterbangan di sekitar lampu, anak walet akan tertarik dan menyambarnya. Setelah anak tersebut pandai berburu pakan, baru dilepas di gedung walet. Selama berada di gedung walet, cara pemberian pakan pada anak walet seperti perlakuan sebelumnya. Setelah sekitar sepuluh hari, anak walet akan mencari pakan di alam bebas layaknya walet dewasa.